Bung Karno untuk Indonesia

18

Aartreya - Siapa tak kenal Soekarno? Nama Proklamator RI ini tentunya cukup dikenal di Indonesia, bahkan juga manca negara. Soekarno merupakan sosok founding father bangsa yang tak tergantikan kefigurannya bagi rakyat Indonesia. Sosok dengan pemahaman kenegaraan dan juga kecintaan terhadap negara yang begitu kuat. Karena sosok Bung Karno, Indonesia menjadi bangsa yang dikenal dan diakui kedaulatannya.

Bulan Juni, setiap tahunnya disebut sebagai Bulan Bung Karno. Karena, di bulan ini ada beberapa tanggal penting yang berkaitan dengan Ir. Soekarno, proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia. Dimulai tanggal 1 Juni: Hari Lahir Pancasila, menjadi momen penting karena pada hari itulah Bung Karno menyampaikan gagasan Pancasila dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Selanjutnya, 6 Juni: Hari Lahir Bung Karno, pada tahun 2025 ini bersamaan dengan perayaan Idul Adha 1446 H. Dan, 21 Juni: Hari Wafat Bung Karno. Peringatan Bulan Bung Karno ini bertujuan untuk menghormati jasa dan semangat perjuangan Bung Karno dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Seokarno, memiliki nama asli Kusno Sosrodihardjo. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Dihimpun dari berbagai sumber, Ayah Soekarno merupakan guru sekolah dasar yang merupakan keturunan Sultan Kediri. Sementara, Ibundanya Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng Bali dan merupakan keponakan Raja Singaraja terakhir.

Nama Kusno pada usia 5 tahun, kemudian diubah menjadi Soekarno semasa kecil, karena beliau sering mengalami sakit-sakitan. Soekarno yang lahir di Surabaya sempat tinggal sebentar dengan orang tuanya di Blitar. Kemudian beliau hidup bersama kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur.

Saat menempuh pendidikan di SD, bapak proklamator ini tinggal di Surabaya, tepatnya indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi senior pendiri Syarikat Islam. Ia menempuh sekolah dasar di Eerste Inlandse School di Mojokerto dan pada tahun 1911, selanjutnya pindah ke Europeesche Lagere School.

Setelah itu, Soekarno kecil melanjutkan sekolahnya di Hoogere Burger School (HBS). Pada masa itu jiwa nasionalisme tertempa. Seterusnya, tahun 1920, Bunng Karno menetap di Bandung dan melanjutkan jenjang studinya ke Technische Hoogeschool atau Sekolah Teknik Tinggi (yang sekarang menjadi ITB) dan sukses meraih gelar Insinyur pada 25 Mei 1926.

Pada tahun 1918, Bung Karno pernah menjadi anggota gerakan Jong Java dan mengasah kemampuan menulisnya di surat kabar SI dan Oetoesan Hindia. Menginjak 1925, Soekarno mendirikan kelompok studi bernama Algemeene Studie Club (ASC) di Surabaya, yang kelak menjadi PNI (Partai Nasionalisme Indonesia).

Dua tahun setelah itu, tepatnya pada 1927 PNI berdiri. Bung Karno saat itu mengenalkan ajaran Marhaenisme yang membuat Belanda bereaksi marah dan memasukan Bung Karno ke penjara Sukamiskin pada 29 Desember 1929 di Bandung. Delapan bulan berikutnya, Bung Karno melakukan pembelaan yang berjudul “Indonesia Menggugat”.

Pada 17 Agustus 1945, di Jakarta, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, menandai awal dari perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan dari tangan Belanda dan kemudian penjajahan Jepang selama Perang Dunia II. Proklamasi tersebut menjadi tonggak bersejarah dalam sejarah Indonesia dan dikenal dengan nama Proklamasi Kemerdekaan. Soekarno pun terpilih sebagai Presiden pertama Indonesia pada 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967. (*)

 

Penulis : Kader PDI Perjuangan Kota Bogor, dr Yuno Abeta Lahay

SHARE

KOMENTAR