Bos Orba Soeharto dan Anteknya Pernah Manipulasi Sejarah dan Larang Peringatan 1 Juni Harlah Pancasila

32

Aartreya – Jika saat ini, Hari Lahir Pancasila selalu diperingati tiap 1 Juni pada setiap tahunnya dan menjadi hari libur nasional. Serta, hal itu menjadi momentum bersejarah yang identik dengan gagasan Soekarno sebagaimana diungkapkan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

Namun, berbeda pada era Orde Baru semasa rezim Soeharto berkuasa, dilakukan pelarangan. Masa itu, Soeharto selaku kepala negara hasil ‘manipulasi’ Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) malah memperlihatkan ketidaksukaannya kepada Soekarno.  

Pada tahun 1970, pemerintah Orde Baru atas instruksi Soeharto melalui Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) melarang peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Soeharto secara terang-terangan tak mengakui Soekarno penggali Pancasila.

Mengutip buku Membongkar Manipulasi Sejarah oleh Asvi Warman Adam (2009) yang pernah diwartkan tirto.id, sejak 1970 peringatan Hari Lahir Pancasila dilarang oleh Kopkamtib.

Hal ini terus berlanjut hingga berakhirnya masa Orde Baru. Saat diorama Monas dirancang sebelum 1965, terdapat diorama Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Namun saat pembangunannya rampung pada 1970 diorama tersebut dihilangkan.

Fakta sejarah yang menerangkan momentum 1 Juni 1945 hari lahirnya Pancasila, tak dianggap. Bahkan,  diplintir oleh Orde Baru dengan sebutan hari lahirnya "istilah Pancasila". Sebaliknya, Soeharto dan para antek Orba menyebut hari lahirnya Pancasila adalah 18 Agustus 1945, karena saat itu Pancasila secara resmi sudah menjadi falsafah bangsa dengan disahkannya UUD 1945

Sejarah pun diputarbalikan  dan dibuat harus berpihak pada penguasa era itu, Soeharto. Pemerintahan Soeharto kala itu menuding  Pancasila yang sah versi Orde Baru didasarkan pada penelusuran Nugroho Notosusanto yang ditulis dalam bukunya Naskah Proklamasi jang Otentik dan Rumusan Pancasila jang Otentik. Nugroho adalah Kepala Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang pada periode 1974-1983.

Nugroho saat itu menyimpulkan 1 Juni bukanlah Hari Lahir Pancasila, tetapi Pancasila Bung Karno. Lebih dari itu, Nugroho pun menuding bunyi sila kedua, internasionalisme, yang ditudingnya sebagai semboyan komunisme. Fitnah? Tentu saja! Keji!

Buntutnya, buku Nugroho terbitan 1981 dengan judul Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara (PPPDN) diktirik habis-habisan hingga saat ini. Sebab, konon didasari ketidaksukaan Soeharto terhadap Soekarno, sejarah pub diplintir dan sumber primernya, buku Yamin, Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945, sebagai sumber primer.

Terkini, Hari Lahir Pancasila resmi diperingati negara melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 yang menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. (Eko Okta)

SHARE

KOMENTAR