Pengurus Museum Perjuangan Bogor Kritik Penulisan Ulang Sejarah

46
Kepela Pelaksana Museum Perjuangan, Bunyamin SH

Aartreya – Rencana pemerintah akan membuat penulisan ulang sejarah Indonesia versi terbaru dikritik Pengurus Museum Perjuangan Bogor, Bunyamin. Dia mengkhawatirkan, penulisan ulang sejarah berpotensi membuat pengaburan fakta.

“Penulisan ulang sejarah, apa yang harus ditulis ulang? Apakah ada fakta temuan baru? Apakah ada bukti pendukung sejarah baru sehingga harus ditulis ulang?,” kata pria yang akrab dipanggil Ben ini mempertanyakan, saat diwawancarai media online ini, Selasa (20/5/2025).

Menurutnya, sejarah harus menerangkan fakta dan tak berpihak pada kepentingan politik apapun.

“Sejarah harus independen, menyampaikan fakta jujur. Jika sejarah dibelokan, akan jadi dosa sejarah untuk generasi selanjutnya. Bahkan bukan tak mungkin akan menyesatkan,” tukasnya.

Ben juga membandingkan generasi era saat ini dengan kaum muda sebelumnya. Semestinya, kaum muda saat ini harus sadar sejarah kebangsaan hingga mengenal sejarah Bogor.

“Faktanya, kaum muda saat ini sangat sedikit minat mengenal dan mencintai sejarah. Bahkan, soal sejarah Bogor, kaum muda Kota Bogor tak sedikit yang tak tahu,” imbuhnya.

Selain itu, sambung Ben, generasi muda saat ini berbeda dengan pemuda era dahulu.

“Pemuda era dulu, di sekolahnya mengkonsumsi mata pelajaran budi pekerti. Sementara, sekarang tidak. Dampaknya, rasa persaudaraan luntur sebagai sesama anak bangsa sehingga berakibat terjadi tawuran. Dulu, tawuran yang kini nyaris jadi budaya, tak pernah terjadi. Idealnya, cinta sejarah, dan wajah jati diri ketimuran melalui pelajaran budi pekerti perlu dibangkitkan kembali,” tuntasnya. (Eko Okta)

SHARE

KOMENTAR