Cerita Kader Lawas Tim Pilkada, PDI Perjuangan Tak Perlu Konsultan Pemenangan karena sudah Punya SDM S1 Sampai Profesor

119
Temu kader lawas banteng di Kantor PDI Perjuangan Kota Bogor

Aartreya – Temu kader lawas bertema Banteng Balik Kandang, Banteng Perkuat Kandang yang digagas DPC PDI Perjuangan Kota Bogor tak hanya sekedar melepas kangen, tapi juga menjadi ajang sumbang saran untuk paslon Cawalkot – Cawawalot Rena dan Teddy melaju di laga pilkada mendatang, pada Minggu (22/9/2024).

Mantan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Bogor periode 2014-2019, Jaelani Arifin berbagi cerita, pihaknya dulu pernah mensukseskan paslon Diani Budiarto dan M Sahid pada Pilkada 2003 silam. Selanjutnya, juga ikut menjadi tim pemenangan Dody-Untung di Pilkada 2013.

“Kita dulu merumuskan visi, misi dan program tak pernah gunakan konsultan. Kenapa? Karena, PDI Perjuangan ini gudangnya SDM yang mumpuni, mulai dari rakyat jelata, para S1, S2, S3. Dan, kalau era saat ini, profesornya pun sudah banyak di PDI Perjuangan. Jadi, tak perlu gunakan konsultan untuk pemenangan. Sebaliknya, kita berdayakan kader yang mengenal persis persoalan yang ada di rakyat,” kata Jaelani disela kegiatan temu kader lawas di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Bogor.

Kepada pewarta, mantan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Bogor era kepemimpinan Untung Maryono ini menyebut beberapa nama dari latarbelakang akademisi yang menjadi kader PDI Perjuangan.

“Dari latarbelakag akademik S1 sudah banyak, S2 juga sama, banyak. Bahkan, diantaranya dosen. Bahkan, professor-nya pun ada yang tinggal di Kota Bogor yakni Profesor Rokhmin Damhuri. Kenapa pada pilkada lalu, kita (PDI Perjuangan.red) tak gunakan konsultan, karena PDI Perjuangan dekat dengan rakyat kecil. Artinya, apa yang dimaui rakyat, para perumus kader PDI Perjuangan lebih tahu,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, kader senior PDI Perjuangan Kota Bogor, Santoso juga ikut memberi pendapat. Dia berujar, pasangan Rena-Teddy bukan orang asing bagi masyarakat Kota Bogor. Nama Rena, sudah cukup dikenal dan memiliki rekam jejak yang baik dan punya banyak prestasi.

“Artinya, tak perlu lagi ada keraguan. Meski paslon rena – Teddy hanya diusung PDI Perjuangan, dan didukung Partai Hanura, kita hadapi lawan kita. Tak perlu gentar! Idealnya, untuk merumuskan visi, misi dan program dari paslon usungan PDI Perjuangan harus memiliki karakter khas Marhaen, yakni mengedepankan kepentingan rakyat jelata,” tukas mantan pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Santoso.

Ia pun membandingkan dengan pilkada sebelumnya yang diikuti paslon asal PDI Perjuangan terkait program didapat dari hasil riset (red. pertimbangan studi yang cermat mengenai perhatian atau masalah tertentu dengan menggunakan metode ilmiah) merangkum masukan dan keluhan masyarakat.   

“Konsepnya menjaring dari bawah. Apa programnya? Yang dimaui masyarakat, soal beasiswa mulai jenjang SD sampai mahasiswa. Selain itu, program magang kerja di luar negeri secara gratis dan menciptakan wirausaha baru dan wirausaha perempuan,” ujarnya.

Santoso menambahkan, saat ini Kota Bogor lebih gencar mengedepankan Pembangunan infrastruktur, juga taman.

“Yang dimaui warga tak mampu itu, yang jadi prioritas bukan pembangunan infrastuktur. Sebab, itu hanya untuk konsumsi mata. Tapi, yang harus diutamakan, apa yang bisa dikonsumsi harapan ke depan masyarakat dan membuat masyarakat nyaman. Yakni, ragam solusi persoalan sosial agar upaya wujudkan sila kelima Pancasila bisa tercapai. Dan, yang pasti Ready, Rena Teddy akan menjalankan program ini,” tuntasnya.

Sebagai informasi, hadir pada kesempatan itu diantaranya yakni Keua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata, Untung Maryono, Rudi Harsa Tanaya, Leani Harsa, Sally, Slamet Wijaya, Jaelani Arifin, Agus Trilara, hingga Julianus Hutabarat. Serta, jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan dan pengurus lintas kecamatan PAC PDI Perjuangan Kota Bogor. (Eko Okta)

SHARE

KOMENTAR