Aartreya.com- Ketua Lembaga Mitra Rakyat Bersatu (MRB) Jamal Nasir menyangsikan janji Wakil Walikota Dedie A Rachim kepada para PKL Cifor Bogor Barat yang sebelumnya pernah menyatakan akan membolehkan pedagang berjualan kembali setelah sepekan lapaknya digusur. Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan dasar penggusuran, jika benar nantinya pedagang boleh berjualan lagi.
“Penggusuran ini kan menggunakan duit negara. Nah, buat apa dilakukan penggusuran pedagang jika taka da pilihan relokasi, atau belum ada relokasi. Dan, jika penggusuran itu dalihnya untuk keindahan, itu juga tak benar, jika ada sebagain pihak, masyarakat sekitar yang malah dimiskinkan karena penggusuran,” tandas Jamal Nasir saat diwawancarai di kantornya, Peradi Pergerakan, di Jalan Raya Cifor, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (11/10/2022).
Secara lugas, Jamal tak yakin jika nantinya Wawalkot Dedie A Rachim atau Walikota Bima Arya akan membolehkan pedagang berjualan kembali.
“Menata pedagang tanpa ada relokasi, itu sama artinya menggusur. Dan, menggusur tanpa memberi solusi pedagang agar kembali bisa mencari nafkah, itu tak beda dengan memiskinkan. Sejauh ini, sudah lewat sepekan, saya tak melihat Dedie A Rachim menunaikan janjinya kembali membangun kios untuk pedagang di sepanjang jalan Cifor,” tandasnya.
“Sangat tak logis terkait janji wawalkot Dedie A Rachim atau pemkot yang menyebut satu minggu (boleh berjualan kembali). Ada apa dengan satu minggu itu? Jika mereka, pedagang boleh berjualan kenapa harus dibongkar? Boleh pemkot bersandar para perda terkait penertiban, tapi hak warga juga dijamin konstitusi terkait HAM,” imbuhnya.
Jamal juga menyoroti soal janji satu minggu yang disampaikan pihak pemkot kepada para pedagang sebelum dilakukan pembongkaran lapan di sepanjang jalan Cifor.
“Pernyataan yang disampaikan sepekan boleh berjualan lagi usai dibongkar, ini kan pernyataan enggak jelas. Disampaikan secara lisan. Harusnya, p[enyampaiannya dalam bentuk perwali. Bukan lisan. Saya menduga ini main-main, bahasa seperti ini. Seperti ngobrol kepada anak kecil,” ucap Jamal.
Idealnya, sambung Jamal, jangan dilakukan penggusuran pedagang terlebih dahulu. Tapi, beradakan relokasi lebih dulu.
“Misalnya, pemkot menyewa tanah kosong untuk relokasi pedagang. Jangan dulu lakukan penggusuran. Karena hal itu malah akan terjadi tragedy kemanusiaan. Karena, banyak pedagang atau warga kehilangan pendapatnya,” tuntasnya.
Sebagai informasi, sedikitnya ada 160 PKL Cifor yang ditertibkan Satpol PP dan aparat gabungan pada Selasa (27/9/2022). Rencananya kawasan tersebut rencananya akan dibangun pedestrian sepanjang 1,7 kilometer. Rencana Pemkot Bogor membangun pedestrian, di sepanjang Jalan Raya Cifor, Kecamatan Bogor Barat, harus dibayar dengan penggusuran ratusan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan tersebut.
Jalan sepanjang 2,2 kilometer ini memang nantinya, menjadi akses utama menuju berbagai destinasi wisata yang ada di Kelurahan Situ Gede. Sebelumnya, Rabu (28/9/2022) perwakilan pedagang Cifor juga bertemu Komisi II DPRD Kota Bogor.
“Dari hasil pertemuan dengan Komisi II DPRD Kota Bogor, pedagang sepakat dilakukan pembongkaran oleh Dinas PUPR untuk pengukuran drainase,” kata kata Ketua Paguyuban Pedagang Cifor Ustadz Ace, diamini Ketua LPM Bubulak Asikin dan Ketua Katar Hendar kepada media online ini.
Dia juga menyampaikan alasan pedagang tak bereaksi protes karena sebelumnya dari pihak Pemkot Bogor melalui Kepala Satpol PP Agustiansyah pun sudah menyampaikan, sepekan setelah pembongkaran pedagang diizinkan berdagang kembali, dengan catatan menjaga ketertiban dan kebersihan.
“Bahkan, sebelumnya pertemuan di Kantor Kecamatan Bogor Barat, saat dihadiri Wawalkot Dedie A Rachim di BTS, serta disaksikan para Kepala Dinas Perumkim Juiarti Estiningsih, Kepala Diskopdagin UMKM Ganjar Gunawan, Kasat Pol PP Agustiansyah, Camat Bogor Barat Abdulrahman hingga Plt Lurah Bubulak Wahyu Mulyaman pada Selasa (13/9/2022). Disampaikan Wawalkot Dedie Rachim, pedagang diperbolehkan berjualan,” tuturnya.
“Jadi, hal itu yang melatarbelakangi para pedagang tak bereaksi keras atas pembongkaran lapak. Karena, para pedagang yakin pemkot tak akan ingkarin janjinya. Karena, wawalkot sendiri menyampaikannya didepan banyak orang yang ikut menyaksikan. Dan, percaya Dedie Rachim tak akan bohongi rakyat kecil,” tuntasnya. (Eko Octa)