AWAS!, RESESI MENGANCAM

486
Sumber : Blomberg

RESESI mengancam sejumlah negara, termasuk Indonesia. Potensi adanya resesi di Indonesia tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bloomberg, Sri Mulyani menyebut bahwa risiko resesi yang ada di Indonesia masih terbilang rendah yaitu hanya 3% saja.

Meski demikian, Sri Mulyani menyebut bahwa pemerintah tetap harus waspada terkait dengan adanya risiko resesi tersebut. Pemerintah tidak boleh terlena dengan angka tersebut.

Sebagai informasi, resesi ekonomi atau resesi adalah masa atau periode ketika terjadi penurunan para roda perekonomian. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya PDB atau produk domestik bruto selama 2 kuartal sekaligus.

Dampak resesi ekonomi diantaranya perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi. Bahkan, beberapa perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.

Diknukil dari Suara.com, Sri Mulyani mengatakan bahwa pihaknya akan tetap berwaspada dengan menggunakan semua instrumen kebijakan yang ada, entah itu kebijakan fiskal, kebijakan moneter di OJK di sektor keuangan, dan juga regulasi yang lain untuk memonitor hal tersebut terutama regulasi exposure dari korporasi Indonesia.

Menteri Keuangan juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sejauh ini masih bisa dikatakan positif. Ia membandingkan dengan kondisi keuangan di tahun 2008 yang sempat mengalami krisis global.

Sri Mulyani menuturkan bahwa Indonesia harus belajar dari krisis global yang terjadi pada 2008 hingga tahun 2009, sektor korporasi, finansial, APBN, moneter, semuanya mencoba memperkuat diri sendiri pada saat hadapi risiko yang terjadi saat ini. Dari kejadian tersebut, Indonesia saat ini dalam situasi daya tahan yang masih lebih baik, oleh karenanya memiliki rating yang lebih kecil.

Selain Indonesia, terdapat sejumlah negara lain yang berpotensi mengalami resesi berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg.

Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui Sri Lanka menempati posisi pertama negara yang memiliki potensi resesi tertinggi, dengan presentase sebesar 85 persen. Di bawah Sri Lanka, ada New Zealand dengan presentase 33 persen, Korea Selatan, dan Jepang sebesar 25 persen.

Diikuti oleh beberapa negeri lain seperti China, Hongkong, Australia, Taiwan, dan Pakistan dengan presentase sebesar 20 persen. Malaysia dengan presentase 13 persen, Vietnam dan Thailand dengan presentase sebesar 10 persen, Filipina dengan presentase sebesar 8 persen, Indonesia dengan presentase sebesar 3 persen, dan India dengan presentase sebesar 0 persen.

(Sumber : Suara.com/ Nesto)

SHARE

KOMENTAR