Waspadalah Bapake!, Work From Home Berpotensi Bikin Bune Hamil Lagi

2787
ilustrasi

Merebaknya Covid-19 yang berbuntut masyarakat harus beraktifitas di rumah atau Work From Home (WFH) disinyalir berdampak melonjaknya tingkat kehamilan para ibu. Hal itu juga disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu menyampaikan soal fenomena melonjaknya tingkat kehamilan melalui akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Ridwan Kamil.

"Negatif covid tapi positif hamil. Mohon para suami rada diselowkan dulu, jangan digaskeun teuing," tulis @ridwankamil sampaikan pesan kepada masyarakat, Kamis (4/6/2020).

Sembari bercanda, pria yang akrab disapa RK ini pun melemparkan pertanyaan kepada warganet tentang nama bayi yang dilahirkan saat pandemi Covid-19 dalam unggahan yang sama.

"Kalo lahir masih saat pandemi covid, nama bayinya kira-kira apa? Nuhun," imbuhnya.

Tak pelak unggahan itupun dibanjiri komentar beragam dari warganet.

Lalu, benarkah WFH membuat angka kehamilan di Jawa Barat meningkat tajam akibat mewabahnya Covid – 19? Dikutip dari rri.co.ic, hal itu dibantah Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Uung Kusmana. Dia mengatakan, Di Jabar tidak ada kenaikan, melainkan penurunan.  

“Tercatat pada bulan Februari tahun 2019 lalu sebanyak 3,79% ibu hamil dari pasangan usia subur tercatat oleh BKKBN Jawa Barat , dan pada tahun ini di bulan yang sama justru mengalami penurunan menjadi 3,75%,” tukasnya, Kamis (4/6/2020).  

Begitupun untuk bulan maret pada tahun 2019 jika di bandingkan dengan tahun ini, sambungnya, tercatat pada maret 2019 lalu 3,72% atau setara dengan angka ibu hamil dari pasangan usia subur di tahun ini. Penurunan angka ibu hamil dari pasangan usia subur pun kembali terlihat di bulan April tahun ini, tercatat pada April tahun 2020 ini sebesar 3,6% atau lebih rendah jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya di bulan yang sama yang mencapai 3,74%.

Uung menuturkan meski tidak mengalami penurunan yang signifikan, lonjakan yang di gembar gemborkan akhir akhir ini yang di nilai WFH menyebabkan angka kehamilan bagi pasangan di usia subur melonjak tajam tidak terbukti.

“Sebenarnya tidak ada sama sekali lonjakan yang saat ini di gembar gemborkan itu, kami mencatat pada tahun 2019 di bulan februari angka kehamilan ibu dari pasangan usia subur berada di angka 3,79% sedangkan tahun ini hanya 3,75%. Begitupun di bulan maret tidak ada lonjakan angka kehamilan justru stagnan di angka 3,72%. Penurunan juga kembali terlihat di bulan april jika berkaca dari tahun sebelumnya, jika pada tahun ini angka kehamilan ibu dari pasangan subur mencapai 3,6% pada tahun lalu ada di 3,74%. Maka dari itu desas desis WFH menyebabkan angka kehamilan di Jawa Barat melonjak tajam sama sekali tidak terbukti,” tutur Uung.

Lalu, bagaimana di Kabupaten Bogor? Penuturan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kabupaten Bogor, Dede Agung, belum bisa menyimpulkan adanya kenaikan karena dampak WFH di masa pandemi Covid-19.

Dari data Dinkes Kabupaten Bogor, terdapat 40.896 ibu hamil di Kabupaten Bogor, bulan Februari mencatat angka yang paling besar. Yakni 11.125 orang.  Jumlah ini beda tipis dengan jumlah ibu hamil pada bulan Januari: 11.121 orang. Seterusnya, bulan Maret dan April jumlah kehamilan mulai menurun dengan masing-masing 10.442 orang 8.208 orang.

Sementara itu, Dinkes Kota Bogor mencatat terdapat sebanyak 6.159 ibu hamil dalam kurun waktu Januari-April 2020. Adapun rinciannya, Januari sebanyak 1.701 ibu hamil, Februari tercatat sebanyak 1.658, Maret sebanyak 1.478 orang dan April 1.336 ibu hamil.

Sedangkan, jumlah Ibu bersalin di Kota Bogor sebanyak 5.902 orang dari kurun waktu tersebut dengan rincian Januari sebanyak 1.542 Ibu bersalin, Februari sebanyak 1.625, Maret sebanyak 1.371, dan April 1.376 ibu bersalin.

"Secara keseluruhan ada sebanyak 6.159 ibu hamil," kata Kepala Seksi Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor, Veni. (rri.co/ Mariam)

SHARE

KOMENTAR