Merawat Kebhinekaan di Dunia Nyata dan Maya

630
Andri Saleh Amarald

KOTA BOGOR - Melangkah di jalan takdir Indonesia, Bhineka Tunggal Ika harus dihari-harikan. Keragaman dalam bingkai Bhineka Tungal Ika dan rumah besar Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan fakta naturalsosial yang tidak dapat dipungkiri. Hal itu disampaikan pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Andri Amarald.  

“Multikulturalisme juga merupakan salah satu nilai dasar dalam pembentukan Indonesia sebagai negara-bangsa. Hal itu tidak saja mewujud dalam keyakinan filosofis-konseptual namun juga menjadi mufakat politik formal negara bangsa melalui pencantuman “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai sesanti formal yang tertulis dalam lambang negara Garuda Pancasila,” kata pria yang juga Ketua e-Sport saat berbincang dengan media online usai lari pagi di Sempur, Minggu (30/1/2022).   

Indonesia, sebutnya, adalah negara plural yang terdiri atas 14.572 pulau, 1.340 jenis suku, enam agama, dan 742 bahasa. Keragaman di Indonesia tak akan jadi hal sulit dipersatukan, jika setiap warga negara memiliki spirit toleransi dan bersaudara.  .

“Bangsa Indonesia harus memahami keberagaman yang ada dan harus merawatnya, yaitu dengan mempunyai sikap egaliter dan toleran. Karena negara Indonesia adalah negara yang plural, sudah sepantasnya masyarakat Indonesia menjaga keutuhan NKRI,” imbuhnya.

Toleransi menjadi hal yang paling fundamental dalam merawat kebhinekaan ini.

“Merupakan anugerah yang tiada tara dan patut menjadi kebanggaan. Indonesia di mata dunia, dikenal sebagai negara yang kuat dengan keragamannya, bermartabat penuh keharmonisan antar sesama anak bangsa Indonesia. Dan, ini akan menjadikan Indonesia jaya”, ujarnya.

Andri melanjutkan, jika setiap orang rasa kebhinekaan dan inta NKRI nya kental, maka hal itu mampu menangkap fenomena hoax, rasisme, radikalisme juga hate speech yang seringkali muncul di medsos.

“Dimulai rasa semangat kebhinekaan dan cinta Tanah Air, maka akan muncul prinsip kehati-hatian. Sebagaimana diketahui, saat ini, setiap kita kini menjadi masyarakat digital. Dan, perlu terdidik (smart netizen) seperti influencer dan penggiat media social,” imbuhnya.

“Generasi sekarang disebut dengan Gen Y atau generasi milenial. Generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980 hingga awal tahun 2000. Generasi ini tumbuh dan berkembang sekarang di zaman era yang canggih dengan kecepatan teknologi dan akses informasi yang sangat mudah didapat hanya dengan sentuhan via layar smartphone,” lanjut Andri.

Generasi milenal, sebutnya, punya banyak keunggulan serta peluang kesempatan yang gemilang dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Sangat berbeda dengan generasi dahulu, baik dari segi semangat, motivasi, pekerjaan dan idealisme.

“Positifnya, generasi milenial akan semakin mudah dalam mendapatkan informasi. Negatifnya, jika generasi milenial tidak memanfaatkan teknologi dengan baik, maka siap tidak siap ia akan dikendalikan oleh teknologi. Bertolak dari itu, jika setiap kita menjadi duta kebhinekaan, maka kita akan bersama menjaga dan merawat keragaman di langit Merah Putih,” tuntasnya. (Nesto)

 

SHARE

KOMENTAR