Membangun PDIP sebagai Parpol Modern, ini Pendapat Andri S Amarald

588
Andri S Amarfald

Belum lama ini, DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menggelar pendidikan guru kader se Jabar, selama 3 hari, Jumat-Sabtu (7-9/10/2021) di salah satu hotel di Kota Bandung. DPC PDI Perjuangan Kota Bogor diwakili Andri Saleh Amarald, Eko Octa, Ence Setiawan dan Erik Suganda.      

Para peserta ditempa disiplin, strategi, kepemimpinan organisasi hingga ketrampilan mengajar pendidikan politik yang nanti juga akan dilakukan di setiap daerah dengan peserta jajaran pengurus PDI Perjuangan. Meski digelar 3 hari, namun peserta yang hadir mau tak mau harus menyesuaikan kebiasaan baru. Sebab, dimulai dari pukul 04.00 WIB dini hari hingga 24.00 WIB petang, pembelajaran politik digelar. Letih, sudah tentu. Berikut pendapat salah satu peserta Andri S Amarald yang saat ini juga sebagai Wakil Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Bogor kepada media online ini, Sebin (11/10/2021).

Bagaimana kesan dan tanggapan Anda usai mengikuti pelatihan Guru Kader yang dihelat DPD PDI Perjuangan Jabar?    

Meletihkan, tapi juga meninggalkan kesan mendalam. Yang utama, kita mendapat bekal ilmu dalam komunikasi politik, yang nantinya untuk membangun PDI Perjuangan di masing-masing daerah. Mendatang, kegiatan yang sama juga akan dilakukan di Kota Bogor.

Selama 3 hari mengikuti pendidikan Guru Kader, sebagai peserta, kami ditanamkan pola hidup positif. Misalnya, pada pukul 04.00 WIB wajib bangun, berlanjut Salat Subuh bagi yang muslim. Kemudian, diteruskan dengan senam hingga pukul 07.00 WIB. Seterusnya, masuk kelas hingga pukul 12.00 WIB. Istirahat satu jam, kemudian berlanjut lagi mengikuti materi belajar, rehat sejenak untuk Salat Isya, kemudian lanjut lagi hingga pukul 17.00 WIB. Usai salat magrib dan makan malam, kembali diteruskan hingga pukul 24.00 WIB.

PDI Perjuangan, disebut sebagai partai pelopor, juga partai modern, pendapat Anda?  

Ya, PDI Perjuangan akan terus memodernisasi sebagai organisasi partai politik. Terkait ciri-ciri partai modern, menurut saya, merujuk literasi tulisan ilmiah Samuel P. Huntington dalam buku ”Political Order in Changing Societies” menekankan pada kelembagaan partai politik melalui “tertib politik” (political order).

Mengutip Huntington, ada 4 indikator transformasi pelembagaan Partai politik, mulai dari penyesuaian diri, otonom, kompleksitas dan persatuan. Bahwa stabilitas politik bisa terjadi ketika derajat partisipasi politik selaras dengan kelembagaan Politik.

Penyesuaian partai politik di era informasi seperti saat ini, tidak bisa lepas dari kesesuaian terhadap perkembangan teknologi. Selain mempermudah akses keterlibatan publik, teknologi mampu menyampaikan platform perjuangan partai ke semua lapisan masyarakat dalam bentuk aplikasi, youtube, website dan sebagainya. Dan, itu sudah dilakukan PDI Perjuangan.

Membangun PDI Perjuangan, menurut Anda bagaimana?

Membangun mesin politik, khususnya PDI Perjuangan, salah satunya dikuatkan melalui kaderisasi berkelanjutan. Budaya politik ini sudah diberlakukan. Melalui ini, akan beproses revitalisasi demokrasi yang akan menuntun pada upaya untuk memodernisasi partai politik.

PDI Perjuangan sebagai partai wong cilik dan memiliki ideology, menjadi pembeda dengan parpol lain. Di PDI Perjuangan, berjuang menjadi yang utama. Sistem organisasi yang tepat menjadikan PDI Perjuangan lebih ramah ongkos politik dan diharapkan dapat menjadi trigger menerapkan rekrutmen yang lebih berbasis pada pengalaman, kompetensi, dan komitmen anggota.

Kebebasan sipil dalam wujud artikulasi yang terarah akan menjadi media bagi partai politik dalam menampung aspirasi rakyat. Dan, ini dapat menghindarkan politik berbiaya tinggi dalam Pemilu karena calon benar-benar berasal dari kader sendiri yang berbasis pada aspirasi rakyat. Dan, melalui pembekalan politik yang dilakukan PDI Perjuangan maka parpol menjadi jaminan mutu dalam kualitas yang memperjuangkan suara rakyat. (Nesto)  

 

SHARE

KOMENTAR