KAPT Dirikan Posko Kemanusiaan di Kaki Semeru

683

LUMAJANG - Organ relawan Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) berkolaborasi dengan komunitas diaspora Indonesia-Denmark pada Sabtu (11/12) kemarin telah mendirikan posko serbaguna di RT. 002 RW. 013, Dusun Sumber Bulus, Desa Oro Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dalam upaya membantu mengurangi beban warga, korban terdampak erupsi gunung Semeru.

Koordinator Bersama Relawan KAPT dan Diaspora Indonesia-Denmark, Ginanjar menjelaskan, bahwa posko tersebut diharapkan akan menjadi pusat koordinasi bagi para relawan, disamping juga untuk tempat menampung bantuan sebelum didistribusikan kepada warga di pengungsian.

"Tim relawan KAPT saat ini (Sabtu, 12/12) bersama BPBD juga tengah melakukan assessment lokasi untuk kebutuhan bahan pokok dan sebaran distribusi di area lapangan Desa Supit Urang" ujarnya. Ginanjar juga berharap kehadiran relawan KAPT tersebut dapat terus berkolaborasi dengan Basarnas, BNPB, Kementerian Sosial, TNI dan Polri untuk dapat mempermudah pengiriman bantuan ke lokasi kejadian.

Sementara itu, Pos Pengamatan Gunung Semeru, di Gunung Sawur telah mengamati adanya guguran awan panas dengan arah luncuran mengarah ke Besuk Kobokan dan visual Gunung tertutup kabut dan debu vulkanik dengan aroma belerang, sehingga masyarakat dan para penambang yang beraktifitas di aliran DAS Mujur dan Curah Kobokan telah dihimbau agar naik dan tidak melakukan aktifitas di aliran sungai. Tim evakuasi BPBD Kabupaten Lumajang juga sudah terpantau telah menuju lokasi sektoral Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan dan evakuasi.

Ermawan Wibisono selaku Dewan Pimpinan Nasional (DPN-KAPT), yang juga mantan Koordinator Daerah KAPT Jawa Timur, menghimbau agar warga disekitar lokasi bencana tetap waspada, mengingat prakiraan cuaca di kawasan Gunung Semeru masih berada dalam intensitas ringan hingga sedang. "Kami imbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, karena hujan dapat memicu terjadinya endapan lumpur yang membahayakan keselamatan masyarakat." Kata Ermawan.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (11/12) pukul 18.00 WIB, setidaknya sudah terdapat 46 orang korban tewas, sementara 9 orang dinyatakan masih hilang, 18 orang mengalami luka berat, dan 11 orang luka ringan serta berdampak terhadap 5.205 jiwa. Erupsi Gunung Semeru kali ini juga disebut lebih besar dibanding tahun 2020 lalu, yang menyebabkan warga merasakan hujan kerikil dan lumpur.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Nasional DPN KAPT, Bambang J Pramono memberi seruan agar semua pihak bahu membahu, bergotong royong membantu penderitaan warga korban terdampak bencana erupsi Semeru. "KAPT saat ini berkolaborasi dengan komunitas diaspora Indonesia-Denmark tengah menggalang donasi, baik kepada pribadi maupun perusahaan yang ingin ambil bagian dalam upaya pemulihan korban bencana" ujarnya. (Shane)

SHARE

KOMENTAR