Kementerian Agama baru mengelar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1442 Hijriah pada Selasa (11/5/2021) sore. Sebelumnya, Idul Fitri ramai disebut-sebut akan jatuh pada Rabu, 12 Mei 2021. Dasarnya, unggahan BMKG soal posisi ijtima atau bulan baru pada 11 Mei 2021 dan 12 Mei 2021. Berikut postingan itu.
Dalam postingan itu, tampak pada 11 Mei 2021, posisi hilal masih -5,61 derajat di Jayapura dan -4,37 derajat di Pelabuhan Ratu. Kemudian, umur bulan masih -10,54 jam di Merauke dan -7,22 jam di Sabang Aceh.
Sedangkan, untuk posisi pada 12 Mei 2021, posisi hilal pada 4,48 derajat di Merauke Papua dan 6,05 derajat di Sabang, Aceh. Lalu umur bulan 13,45 jam di Merauke dan 16,78 jam di Sabang, Aceh.
Untuk menentukan sebuah hilal dapat dikatakan terlihat dan masuk di bulan baru hijriah, tinggi hilal minimal 2 derajat dan umur bulan minimal 8 jam. Dengan kondisi ini, banyak pihak menilai, 1 Syawal 1442 H jatuh pada 12 Mei 2021.
Dilansir dari Kumparan.com, Kasubag Humas BMKG Taufan meluruskan, banyak pihak salah mengutip atau mengartikan postingan itu. Sebab, hilal baru bisa dilihat sore hari atau menjelang magrib. Sehingga bulan baru kalender hijriah pasti ditentukan sehari setelah hilal terlihat.
"Tanggal 12 dalam rilis kami memang menyebutkan akan nampak hilal, namun nampak hilalnya tentunya sore/menjelang magrib tanggal 12. Namun banyak yang menyimpulkan karena nampak hilal tanggal 12 maka 1 Syawal jatuh pada 12 Mei. Padahal batasan untuk penanggalan hijriah setelah matahari tenggelam, jadi setelah matahari tenggelam tanggal 12 besok Rabu sudah memasuki bulan baru hijriah," jelas Taufan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/5/2021).
"Secara astronomi tinggi hilal sore hari ini di seluruh Indonesia adalah minus (-), maka pengamatan hilal tanggal 11 tidak akan nampak hilalnya sehingga tanggal 12 masih bulan Ramadhan," tambah Taufan.
BMKG memang berkompeten dalam melakukan observasi atau rukyatul hilal [mengamati bulan sabit tanda memasuki bulan baru]. Meski begitu, keputusan penetapan bulan baru hijriah dalam hal ini 1 Syawal 1442 H tetap ada di tangan Kementerian Agama.
"Masih terlalu prematur menyimpulkan, secara resmi pasti kami akan menyampaikan ke Kemenag RI," ucap Taufan.
Berbeda dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Bulan Ramadan 2021 berlangsung genap 30 hari, sehingga Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah akan jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.
"Jadi pasti Ramadan 30 hari, Idul Fitri (jatuh pada) 13 Mei," ucap Ketua LAPAN Thomas Djamaluddin dikutip dari Liputan6.com, Selasa (11/5/2021).
Thomas Djamaluddin juga menihilkan kemungkinan jika pada sore nanti hilal akan terlihat. Pasalnya saat ini kondisi bulan masih terbenam.
"Saat Magrib nanti mustahil hilal terlihat, karena bulan sedang terbenam atau ketinggian minus. Kalaupun ada yang mengaku melihat hilal, hakim agama dan sidang Isbat akan menolaknya," ucapnya.
Terpisah, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal bulan Syawal 1442 H hari ini , Selasa, (11/5/2021), bertepatan 29 Ramadan 1442 H. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dijadwalkan akan memimpin langsung sidang isbat. Masih adanya pandemi Covid-19, sidang isbat dilakukan mengikuti protokol kesehatan, sehingga tidak semua perwakilan hadir secara fisik di kantor Kementerian Agama.
"Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadan 1442 H secara daring dan luring," terang Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, di Jakarta beberapa hari lalu.
"Sesuai protokol kesehatan, undangan untuk menghadiri sidang dibatasi, hanya dihadiri Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, serta sejumlah Dubes negara sahabat dan perwakilan ormas," sambungnya.
Menurut Kamaruddin, panitia juga menyiapkan aplikasi pertemuan dalam jaringan baik untuk peserta sidang maupun media. Sebab, peliputan akan dilakukan terbatas.
"Kemenag bekerja sama dengan TVRI untuk menjadi TV Pool. Media yang ingin menyiarkan sidang isbat awal Syawal bisa berkoordinasi dengan TVRI," terang Kamaruddin.
(Sumber : Kumparan.com/Liputan6.com)