Besok Lakukan Sosialisasi, PDIP Kota Bogor Gaspol Cegah Stunting

479
Ilustrasi

KOTA BOGOR – DPC PDI Perjuangan Kota Bogor tak ingin setengah hati mengkampenyakan gerakan pencegahan stunting. Sebagaimana instruksi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, jajaran pengurus PDI Perjuangan Kota Bogor besok, Minggu (13/2/2022) akan kembali mensosialisasikan stunting dan pencegahannya melalui pertemuan terbatas di Jalan Ahmad Yani di kalangan kadernya dengan mentaati protokol kesehatan (Prokes).   

Kepada media online Aartreya, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata menyampaikan, sejauh ini sebagian besar masyarakat mungkin belum banyak yang memahami istilah stunting.

“Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya,” kata Dadang, melalui sambungan telepon, Sabtu (12/2/2022).

Kondisi tubuh anak yang pendek, sambungnya, seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan genetik, sehingga masyarakat kerap tak melakukan pencegahan.

“Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,” tukasnya.

Terpisah, ketua panitia acara yang juga pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Andri Saleh Amarald menyampaikan, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia.

“Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya dan tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif,” ucap Andri.

Masih menurutnya, bertolak dari itu, PDI Perjuangan gigih memperjuangkan agar anak Indonesia terhindar dari stunting.

“Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Selanjutnya, dipengaruhi juga oleh pola asuh yang kurang baik terutama pada aspek perilaku, terutama pada praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita,”ujarnya.

“Selain itu, stunting juga dipengaruhi dengan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi. Beberapa kiat ini juga yang akan disosialisasikan bersama HaloPuan, besok, sebagai upcaya pencegahan stunting,” tuntasnya. (Nesto)

SHARE

KOMENTAR