Aartreya - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar Temu Desa dan Festival Hari Anak Nasional (HAN) di Desa Sukajaya Kabupaten Bogor tepatnya di Kampung Ciparahu.
Menyambut momentum HAN DPK GMNI Universitas Djuanda mengangkat tema "Mengedukasi Akan Pentingnya Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar." Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penanaman bibit pohon bersama masyarakat, festival pentas seni budaya, permainan tradisional hingga bazar pakaian gratis.
Ketua DPK GMNI Universitas Djuanda Raja Aybeun menyampaikan sukacita atas partisipasi masyarakat yang ikut memeriahkan kegiatan ini.
"Sebagai organisasi penganut ideologi Marhaenisme, kami mencoba untuk memberikan manfaat dan mencoba untuk mengimplementasikan Marhaenisme di lingkungan Masyarakat,” kata Raja, pada Minggu (28/7/2024).
Melalui gelaran tersebut, sambungnya, diharapkan bisa mengedukasi pentingnya menjaga lingkungan alam dan memberikan pembelajaran positif kepada anak - anak di Kampung Ciparahu.
“Dan, tetap menjaga seni dan budaya yang sudah dipertahankan. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang saling gotong royong untuk mensukseskan kegiatan ini," imbuhnya.
Dia berujar, tidak hanya peduli lingkungan tetapi GMNI Universitas Djuanda mencoba untuk bersinergi dalam bidang pendidikan bersama masyarakat kampung Ciparahu Kiarasari.
"Pendidikan saat ini sangat lah amat penting bagi anak-anak yang berusia 5 - 17 tahun karena mereka lah yang akan menjadi penerus bangsa, namun berbeda apa yang terjadi oleh anak-anak pelosok kabupaten Bogor khusus di Desa Ciparahu Kiarasari yang menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” tukasnya.
Sementara, Moch Daffa selaku ketua panitia Temu Desa dan Festival HAN menambahkan, pendidikan harus jadi prioritas.
“Melihat kondisi tersebut, diperlukan upaya yang terpadu dan sistematis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Ciparahu Kiarasari. Salah satu langkah yang diusulkan adalah melalui pengembangan fasilitas sekolah dan pelatihan siswa secara berkala," ucapnya.
Kegiatan tersebut disambut baik oleh seluruh masyarakat dan tokoh desa maupun tokoh kesepuhan di Kampung Ciparahu. Tak hanya bertujuan membentuk Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Seluruh wali murid MI Al-Amanah Ciparahu juga ikut ambil bagian. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi masyarakat setempat.
“Melalui perayaan ini, diharapkan tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan demi masa depan anak-anak," tutur Dede Supandi selaku tokoh masyarakat Kampung Ciparahu. (Nesto)